UPQ Bangkit Setelah Hampir Mati, Menag: Alhamdulillah

By Abdi Satria


nusakini.com-Bogor-Unit Percetakan Alquran (UPQ) pernah mengalami fase hampir mati. Saat itu, mesin tidak bekerja hingga sebagian berkarat. Gedung yang berlokasi di Ciawi, Bogor ini tampak kotor dan kumuh.  

Perlahan kondisinya berubah sejak 2016. "Alhamdulillah, tiga tahun terakhir, kita dapat kekuatan, komitmen, dan dedikasi dari petugas untuk mengurus mushaf Alquran," terang Menag Lukman Hakim Saifuddin saat merilis cetakan Mushaf Standar Indonesia (MSI), Juz Amma dan Terjemahnya, serta Surat Yasin di Ciawi, Bogor, Kamis (17/10). Ketiganya sudah menggunakan naskah terbaru dari LPMQ hasil karya dari kaligrafer putra bangsa. 

"Alhamdulillah, kita mampu menjaga dan memelihara. UPQ adalah peninggalan para pendahulu kita. Karenanya jadi kewajiban kita untuk menjaga, memelihara, dan menghadirkan yang lebih baik," lanjutnya. 

Tidak sekedar menjaga, kata Menag, UPQ juga mampu mengembangkan kegiatannya. Ini terlihat, yang dicetak tidak hanya Mushaf Alquran serta Alquran dan terjemahnya, tapi ada Alquran pojok, juz amma, dan Surat Yasin. UPQ sekarang juga bisa melayani permintaan percetakan Alquran langsung dari masyarakat. 

"Inilah satu-satunya UPQ milik negara. Tidak lagi hanya mengerjakan berbasis APBN, tapi juga bisa mencetak Alquran dari dana di luar APBN," tegasnya. 

Dalam kesempatan itu, Menag juga meresmikan cetak perdana 1000 eksemplar Al-Quran Terjemah Bahasa Mandar yang diajukan oleh Balai Litbang dan Diklat Makassar. Cetak perdana ini sekaligus menandai dimulainya PNBP (Pendapatan Negara Bukan Pajak) UPQ. (p/ab)